Inliah rasa...karena perasaan itu adalah penghuni rumah hati kita. Tabiat kepenghuniannya mirip dengan tabiat kepribadian kita. Kadang ia menjadi penghuni yang baik, ramah, dan sopan. Namun kadang pula menjadi liar, dan nakal. Kadang perasaan itu juga beteriak-teriak menggemuruh laiknya gelombang, namun saat yang lain melambai-lambai menina bobokkan. “Jangan remehkan perasaaan”, kata Syeikh Thanthawi, karena ia menjadi tempat persinggahan dua hal yang ada di dunia ini,” Iman dan Cinta”....kata Anis Matta.(arsitek peradaban). Tapi perasaaan tidak hanya dua hal itu ada rasa-rasa yang lain (nano-nano kali ya..ha haha)....rasa yang berseberangan diametral dengan dua hal yang mulia, iman dan cinta. Lalu rasa cinta??? Apa ya?? Rasa cinta yang membaluti jiwa terkadang dan lebih dominan bukan dilandasi atas iman keyakinan tapi yang lebih sering dominasi dorongan syaitan. Sebuah dialog kontemplatif dengan Cinta yang dilakukan wartawan rumah-fikiran bernama ...
Menyibak tabir cakrawala Akal, Nurani, dan Jiwa