“Jangan remehkan perasaaan”, kata Syeikh Thanthawi, karena
ia menjadi tempat persinggahan dua hal yang
ada di dunia ini,” Iman dan Cinta”....kata Anis Matta.(arsitek peradaban). Tapi perasaaan tidak
hanya dua hal itu ada rasa-rasa yang lain (nano-nano kali ya..ha haha)....rasa
yang berseberangan diametral dengan dua hal yang mulia, iman dan cinta.
Lalu rasa cinta??? Apa ya?? Rasa cinta yang membaluti jiwa
terkadang dan lebih dominan bukan dilandasi atas iman keyakinan tapi yang lebih
sering dominasi dorongan syaitan. Sebuah dialog kontemplatif dengan Cinta yang
dilakukan wartawan rumah-fikiran bernama poedjangga badja membuktikan. Inilah
dialog itu,
Poedjangga badja,” Cinta, apa sih kamu, gimana sih
wujudmu??, kata cinta,” aku adalah rasa perasaan yang merupakan anugerah yang
Maha Rahman, namun sering ku di salah artikan. Padahal sejatinya diriku bila
diselaraskan dengan yang Maha Rahman niscaya berakhir membahagiakan. Badja,
katanya, “ yang terjadi adalah penyalah gunaan rasa cinta itu untuk kesenangan
nafsu percintaan, yang tidak sesuai dengan tuntunan. Badja katanya lagi, dengan
mimik kesedihan, cinta mengungkapkan,” aku takut...rasaku telah menjelma
menjadi wabah virus yang dipuja dan di disalah tafsirkan”.. karena banyak
peristiwa kejadian, perselingkuhan, perkosaan, pelecehan dan berbagai atribut
sejenisnya dinisbatkan karena dilandasi oleh rasa cinta yang membius
memabukkan. Banyak bukti mengatakan, badja, dan saya yakin kamu tahu itu, kata
cinta. Seorang gadis remaja belia mungkin usia belasan, bergandengan tangan,
bermesraan, hanya untuk membuktikan pada pasangannya bahwa itu tanda
percintaan, seorang remaja putri berani menggugurkan janin dalam kandunga yang
katanya sebagai buah bukti cinta yang dikerjakan, seorang paruh usia empat puluhan melakukan
perselingkuhan kemudian membunuh memasukan jasad nya pada tabung LPG dan dilas padahal
sudah beruban dan aib perbuatannya diketahui banyak orang... Panjang lebar dan
dalam cinta mengurai penjelasan. Kata badja,” lantas bagaimana wujudmu
cinta?...ha haha hahha tertawalah si cinta,” katanya, tiba-tiba, ” plak plak,
ditempelenglah si badja oleh cinta, dan berkata cinta, sakitkah badja??
..sambil meringis badja berkata , aduuh saakit, kata cinta, sakit? Iya kamu
bisa merasakan sakit...tapi tahukah kamu bentuk dan wujud sakit, kamu bisa melihat cahaya lampu di malam
gulita, tapi bent tuk listrik seperti apa?, kita hanya tahu dampak yang
dihasilkannya, begitu pula cinta, katanya...mengurai kata-kata tentang
dirinya..seringkali kejadian-kejadian didunia ini yang kita pahami dampaknya
tapi wujud bentuknya sulit dijelaskan.
Poedjangga badja memperdalam dialognya agar lebih bisa
memahami makna hakiki cinta dan tanda-tandanya, di tanya lagilah si cinta, kata
badja,” cinta , tentunya tidak sekedar hal-hal nista yang menjadi objek cinta,
karena banyak fakta luar biasa yang menunjukkan betapa hebat pengaruh mu
(cinta) pada hal-hal yang diperintahkan NYA. Banyak bukti karena cinta mereka
rela mengorbankan harta, jiwa dan nyawa..ya karena cinta..., lantas apa
tanda-tanda cinta itu? Kata badja.., tanda cinta itu, kepada apapun dan
siapapun cinta dinisbatkan baik yang melanggar aturanNYA atau yang sesuai
tuntunanNYA menunjukkan tanda-tanda yang kasat mata bila sesorang sedang
dilanda cinta. Tanda tanda itu diantaranya:
1. Banyak menyebut atau mengingatinya...inilah
tanda nyata saat seseorang kecanduan cinta pastilah senantiasa teringat dengan
menyebut atau terbayang dengan yang dipuja atau dicintainya. Seseorang yang
dilanda cinta dengan kekasihnya pastilah sangat menyebut namanya, pastilah ada
getran yang sulit dicerna maknanya saat namanya dilantunkannya.
2.
Kagum, demikian halnya kalau sesorang pecinta
mencintai kekasihnya pastilah dia mengagumi segala hal yang melekat di dalam
siapa dan apa yang dicintainya
3.
Rela, orang yang mencintai kekasihnya, apapun
akan dilakukan, rela/ridho mengerjakan apapun asal dia bisa melanggenggkan
perasaan cintanya pada kekasih idaman hatinya
4.
Berkorban, bukti nyata lain saat seseorang
dilanda cinta dia bisa mengorbankan apa saja asal dia bisa mendapatkan balasan
dari cinta kekasihnya.
5.
Berharap dan setia, tanda kecintaan seseorang pada kekasihnya,
pasti ada harapan kesetiaan dari pecinta pada kekasihnya. Sulit dikatakan
mencintai kekasihnya pada dia melakukan ketidak setiaan pada kekasihnya.
Tanda tanda cinta tersebut berlaku secara umum, baik cinta
yang didasari nilai imaniyah atau pula cinta yang dilandasi nafsu
syaithoniah...keduanya memiliki tanda yang sama. Lantas??? Yaaa yaa kita harus bisa menempatkan rasa
yang mulia tersebut pada hal-hal yang pantas dicintai sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkannya. Ada sebuah kisah yang sangat luar biasa, yang dapat dijadikan
ibrah atau pelajaran....”tersebutlah kisah mulia ini, dari seorang pemuda
Handholah namanya, handholah ini sahabat muda yang baru saja merasakan mahligai
rumah tangga, baru merasakan indahnya cinta, cinta terhadap kekasih yang telah
dinikahinya, singkat cerita malam itulah malam istimewa karena malam itu
sahabat muda handholah sedang memadu kasih dengan kekasihnya, tiba-tiba
datanglah panggilan...tetapi bukan sembarang panggilan..panggilan untuk
berjihad di jalan Allah,..bagaimana perasaan kita andai jadi handholah???
Rasanya suliit dilakukan, karena handholah memilih mengunggkapkan kecintaannya
pada dzt yang mulia, dia lebih mengutamakan cintanya pada allah swt
dibandingkan dengan kekasihnya, bergegas segera menemui sang nabi untuk
menjalankan perintah,..singkat cerita dimedan laga gugurlah sahabat muda
handholah....dan sang Nabi pun ingin menguburkannya terkejutlah..karena sahabat
muda handholah telah dimandikan para malikat yang mulia karena saat memnuhi
panggilan jihad tidak sempat menunaikan kewajiban mandi jinabatnya,..luar
biasa...” itulah sepenggal kisah tanda cinta yang luar biasa... bagaimana
dengan kita??? Adakah bisa membuktikan cinta kita dengan prioritas cinta
padaNYA??? Sebuah pertanyaan yang perlu direnungkan.....
Komentar
Posting Komentar