Ketika Nabi Nuh a.s di perintahkan oleh Allah untuk membuat kapal, setelah sekian lama berdakwah mengajak kaumnya untuk mentauhidkan Allah, namun bukannya tunduk dan mengikut saran sang Nabi. Tindakan keji dan olokan serta caci maki diterima oleh sang Nabi. Apalagi saat tindakan Nabi Nuh membuat kapal, bukan di dekat sungai atau pantai tapi justru di atas gunung... justru menambah permusuhan dan kedengkian mereka.... dan akhirnya batas ujian dan cobaan yang deberikan Allah pada Nabi Nuh melalui kaumnyapun usai dengan diturunknannya hujan badai yang menyebabkan seluruh belahan duniapu tenggelam. Rasio akal kemanusian yang tidak mampu membaca ketetapan Allah..akhirnya menyadari..makna dibalik pembuatan kapal di atas gunung ...
Ini ada kata ungkapan kata bijak yang bersinggungan dengan kapal.tetapi tidak terkait kisah bahtera kapal Nabi Nuh a.s.....ini ungkapan yang menggambarkan tentang sebuah uapya kesuksesan..
Tarju an najaata wa lam tasluk toriiqotahaa…inna as safiinata laa tajrii ‘alaa alyabasi…
“Engkau mengharapkan kesuksesan namun tiada menempuh jalannya, sungguh perahu itu tidak akan berlayar di atas tanah kering…
” (Abu Al Atahiyah. sastrawan)
Bahwa sesuangguhnya kesuksesan itu ada sunnatullohnya..ada caranya ada prosesnya, kalau melakukan upaya sesuai dengan sunnatul sukses..tinggal urusan Allah untuk melengkapinya, namun kiranya sunnah itu telah di jalankan dan belum muncul tanda-tanda kesuksesan, maka harus dilakukan instrospeksi, adakah kesalahan proses menjalankan sunnatul suksesnya atau Allah menghendaki kecukupannya di akhirat atau kesuksesan diwujudkan dalam bentuk lainnya..
Komentar
Posting Komentar